
Garut — Pada hari ketujuh pelaksanaan Operasi Keselamatan Lodaya 2025, Polres Garut terus menggencarkan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas. Senin (17/02/2025).
Operasi yang dimulai sejak 10 Februari ini bertujuan untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas serta mendorong masyarakat untuk lebih disiplin dalam mematuhi peraturan lalu lintas.
Kasat Lantas IPTU Aang Andi Suhandi, S.A.P., mengatakan pada hari ketujuh ini, Pelanggar yang terjaring razia semakin meningkat dan fokus utama operasi ini pada penggunaan knalpot tidak sesuai spesifikasi dan pemeriksaan kelengkapan surat-surat kendaraan serta penggunaan helm standar di wilayah Kabupaten Garut.
Hingga saat ini berbagai jenis pelanggaran semakin terus bertambah dengan rincian, yang tidak menggunakan helm SNI 333 Pelanggar, Melawan arus 190 pelanggar, Menggunakan hp saat berkendara 113 pelanggar, Berkendara dibawah umur 214 pelanggar, Berkendara berboncengan lebih dari satu 79 pelanggar dan Berkendara menggunakan knalpot tidak sesuai spesifikasi atau knapot brong 302 pelanggar.
“Penggunaan knalpot tidak sesuai spesifikasi atau knalpot brong menjadi salah satu pelanggaran dominan dalam Operasi Keselamatan Lodaya 2025. Hingga hari ketujuh, tercatat sebanyak 302 pelanggar terjaring razia. Hal ini menunjukkan masih banyak pengendara yang tidak mematuhi aturan terkait kelayakan kendaraan, yang tidak hanya mengganggu kenyamanan masyarakat tetapi juga berpotensi menimbulkan gangguan ketertiban di jalan raya.” Tambah Aang.
Selain itu, polisi juga mengimbau pengendara untuk lebih berhati-hati menghadapi cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini, mengingat potensi bahaya yang lebih tinggi saat hujan deras.
Sejak dimulainya operasi, jumlah pelanggaran yang terdeteksi mengalami peningkatan yang signifikan, terutama dalam hal penggunaan knalpot yang tidak sesuai spesifikasi.
Polres Garut terus memberikan teguran serta sanksi berupa tilang untuk memastikan efek jera yang dapat menurunkan angka kecelakaan.
“Operasi ini tidak hanya untuk menindak pelanggaran, tetapi juga untuk mengedukasi masyarakat agar menjadi pengguna jalan yang lebih baik. Kami berharap masyarakat semakin sadar pentingnya keselamatan di jalan.” Pungkas Aang.